Jumat, 30 November 2012

Aku, Kupu" paling Binal


Aku, Kupu" paling binal

" Aku terlihat sempurna dengan mendapatkan cintaku tapi masih ada yang membuat diriku tak lengkap"

Tepat pukul 12.00 tengan malam ini. Tidak ada kantuk terlintas dikedua mataku. Mataku masih saja terbelelak mengutak atik isi dari handphoneku. tak ada satu pesan singkatpun yang tertera darinya. Iya, aku selalu saja menunggunya untuk mengingat kalimat yang sederhana tapi sangat dapat membuatku kembali bersemangat untuk terbangun diesok hari.

Katakan padaku, kenapa semua jadi serumit ini? Aku tak tahu jika ia tiba" memenuhi sudut" terpencil diotakku. Hingga memenuhi relung" hatiku. Semua terjadi begitu cepat tanpa teori dan basa-basi. Aku melihatmu, mengenalmu lalu mencintaimu. Terlalu cepat, itulah kamu mulai menguasai hari-hariku. Kamu jadi penyebab rasa semangatku, kamu menjelma menjadi senyum yang tak bisa ku jelaskan dengan kata". Iya, mungkin aku jatuh cinta dan aku telah memilikinya. Tepatnya hanya raganya, mungkinkah pikiran dan hatinya? ah, aku rasa itu teramat mustahil.

Kembali ku berusaha memejamkan mataku, mereka-reka dengan pikiran yang masih saja melayang-layang dikepalaku. Terasa terdapat benda besar yang menghantam dadaku, sehingga membuatku begitu sesak untuk bernafas lega malam ini.

Kenangan masa lalu itu kembali hadir, kali ini bukan karena aku merindukannya. Aku sendiri tak pernah tahu apa yang membuat akhir-akhir ini sosoknya selalu melayang-layang saatku berusaha memejamkan mata. Begitu sepi, aku sangat takut. Ketakutan yang selalu saja merusak ketenanganku.

Selamat malam, selamat pagi, selamat siang, selamat sore makhluk yang telah menciptakanku. Mungkin dia adalah zat yang sering mereka sebut Tuhan atau Allah dan beberapa dari mereka meyakini dengan berbeda-beda. dengan keyakinan yang berbeda.
Apa yang berbeda, aku rasa semua sama. Hanya saja Al-Kitab adalah Al-Qurannya dan Gereja tempat Ibadahnya, mesjid bagiku. Berbeda dan berbenturan, tapi apakah karena perbedaan kita dilarang jatuh cinta? Iya, pasti ! tentu saja, juga oleh kedua orang tua kami.

Norma dan pandangan masyarakat tak mau tahu apa itu cinta, perasaan, juga pertemuan yang terjadi atas ijin Tuhan. Kita benar-benar bertemu, merasa nyaman dan akhirnya bisa mendefinisikan arti cinta yang sesungguhnya; walau segalanya tidak mudah. Jujur, kisah kita adalah kisah yang indah, bukan kisah-kisah manja, murahan dan cinta-cintaan yang hanya buang-buang waktu. Betapa indahnya pertemuan antara manusia  dengan manusia, tanpa memikirkan segala atribut sosial yang mengekang kemanusiaan; Agama.

Aku tak lagi peduli apa dan siapa manusia itu yang sangat aku cintai berubah menjadi serigala buas yang merusakku bahkan membuat separuh nyawaku seakan menghilang sehingga akupun tak dapat lagi mengenalinya. Aku tak pernah peduli pada apa yang ada diskelilingku, dia bawa segala yang aku punya dan menjadikanku kupu" paling binal.

Bahagia dan bahagia, harapan, masa depan dan banyak lagi yang ku rasa tak perlu lagi aku ungkapkan. Dua tahun sudah kejadian itu berlalu dimana tuhan begitu saja membiarkan Tubuh ini terjamah dengan semua dosa tanpa dapat diterima dengan akal sehatku. Iya, dia renggut masa depanku, kesucianku, kebahagiaanku. Secepat itu juga kekasihku; maksudku seorang yang benar-benar aku cintai saat itumengambil segala yang aku punya, bahkan separuh nyawaku. Dia renggut senyum ini dan yang ia tinggalkan hanyalah penyesalan.

             "prank"

Gelas itu terjatuh, seketika telah menyadarkanku dari lamunan ini. tak terasa sesuatu yang hangat itu kembali menyesap hadir disela-sela mataku. Ku dekap erat bantalku agar dapat menutupi seluruh wajahku-menangis tanpa suara.

Tiba" aku teringat pada sosok pria yang saat ini hadir menawarkan menawarkan segalanya. Kebahagiaan, tawa, kasih sayang, selalu seperti itu. Dia selalu memberatkanku dengan harapan-harapan penuh darinya. Bagaimana tidak dia dapat memeluk tubuh ringkihku dan menjadikanku berlian berharga dalam kubangan sedangkan aku saja adalah kupu-kupu paling binal. Sepertinya itu hanya sebuah harapan dari aroganasiku untuk dapat benar-benar memilikinya sampai saat ini setelah hampir 10 bulan kami menjalin sebuah hubungan.

Agama. Agama. Agama. Cinta. Cinta. Cinta. Tuhan. Iblis. Tuhan. Dalam kebahagiaan, kadang terselip tangis, dalam doa panjang untuk tuhan, kadang terselip permintaan yang mungkin saja enggan tuhan dengarkan. Tuhan yang mana yang sedang mendengarkan doaku? Tuhan yang menciptakan hujan? Tuhan yang menciptakan tulang rusuk untuk pria? Tuhan yang menciptakan Agama? Tuhan mencipta Agama? Lucu

Jatuh cinta adalah dua kata yang sulit dijelaskan, tidak terdefinisikan. Soal hati, kata-kata seakan tak ahli untuk memaparkan juga mendeskripsikan. Aku tidak akan membicarakan soal cinta, juga tentang mimpi omong kosong yang diciptakan saat hadirnya cinta. Ini semua soal kenyataan, soal dunia yang begitu klise. Agama ...

Air mata memang sia-sia, karena yang dibutuhkan disini kedewasaan. Semua berawal manis dan indah. Awalnya memang ada senyum semringah. Aku berkenalan dengannya kali ini aku akan menganggapnya masa depanku  yang dapat membuatku kembali hidup. Secara tidak sengajaTentu saja itu seringkali banyak hal terjadi tanpa kebetulan. 10 bulan yang lalu, kebetulan mungkin adalah rencana Tuhan yang belum benar-benar kita pahami.

Indah memang, Dia menyelamatkan hidupku. Pria yang membuat hatiku merasa nyaman. Pria yang tiba-tiba merangsuk masuk dalam ingatan dan jengkal nafasnya. Cinta yang mengubah segala hitam menjadi putih. Tumpukan kebahagiaan semakin sempurna.

Ketika berkenalam, kita berlangsung ke tahap yang lebih dalam, lebih dekat, terasa manis, walau juga terasa asing. Rasa nyaman ini berangsur berubah menjadi rasa takut kehilangan. Kita saling berusaha melindungi satu sama lain. Mungkin, ketika Salib berada digenggamannya dan ketika Tasbih berada pada genggamanku. Dengan air mata, aku selalu mendoakan. Dengan penghianatan, aku merasakan tegar..

Iya, cinta tulusku dibalas dengan kebohongan, penghianatan yang didasari masa lalunya. Apa mungkin waktu 3 1/2 tahun dapat tergantikan dengan kehadiranku yang baru sesaat. Aku bisa rasakan kehangatan mereka, sangat hangat, sangat dekat. Saya iri, mengingat hubunganku dengan pria satu ini, yang tak pernah mencintaiku lebih besar dibandingkan wanita dimasa lalunya. Aku cemburu..
Aku yang tidak sekuat dan setegar wanita dimasa lalunya. Aku yang selalu kalah karena tak bisa mengertinya.

Dalam perbedaan, dia menguatkan. Keindahannya sampai pada kelopak mataku. Kau tak tahu harus berkomentar apa. Aku memakluminya, aku memahaminya, aku menerimanya. Apa lagi ! Terharu ? Prihatin ? Sinis ? atau Menangis ?
Sampah ! Pacaran model cinta monyet.

Selalu begini ketika kebahagiaan perlahan menyentuh lalu kesedihan kembali putar balikkan keadaan. Aku selalu bertanya-tanya dalam hati, semua ini tak adil untukku. Kenapa kebahagiaan enggan menyentuhku lebih lama ? Meskipun kesedihan dan kebahagiaan datang dengan wujud yang berbeda, aku tetap sulit terbiasa. Langit-langit kamar menjadi pusat pandangan, segalanya terlihat mengabur karena air mata masih mengumpul. Peristiwa itu masih terekam jelas diotakku, kenapa harus aku lagi yang memikul beban seberat ini?

Satu luka belum benar-benar sembuh, datang lagi luka lain yang memukul. Aku sangat lelah tetap harus melawan arus, aku sangat ketakutan tapi tetap lakukan perlahanan. Kembali tanganku meraih handphone, tapi sia-sia , aku tak punya teman yang benar-benar membangunkanku dari kejatuhan.
Langkahku gontai mendekati cermin, tubuhku yang lunglai terlihat tak lagi terurus. dalam pikiranku terlalu penuh dengan masalah, penderitaan, hingga kebahagiaan adalah omong kosong yang membungkam waras. Dalam kesepian hati, aku mencoba untuk tersenyum. Tapi sampai kapan?

"Murahan !"
Satu kata itu seperti terus berbisik dan semakin terdengar jelas, semakin keras.
"maniak seks"
aku menghela nafas, kata yang sangat menusukku kembali terngiang-ngiang ditelingaku. Entah mengapa kata-kata jahananm itu kembali terngiang di telingaku. Padahal aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk melupakannya segalanya.

"Sampah, Ampas, Perek"
kata-kata lain seperti bergantian menyerangku, sedangkan tubuhku tersungkur begitu lemah, lemah sekali sampai aku tak tahu lagi bagaimana caranya bernafas dengan bebas.
"tukang cari perhatian ! Kurang kasih sayang ! wanita kesepian"
Air mataku mengalir, lebih deras dari sebelumnya. Aku tahu, menangis tak menyelesaikan segalanya, tapi dengan tangis yang aku sembunyikan, aku tetap dapat menemukan kekuatan.

Tak ada sandaran untuk kupu-kupu paling binal sepertiku. Semua itu aku terima dengan hati yang begitu luas. Aku tetap terdiam dalam kesepian yang merajam. Aku tetap tak ingin berkomentar ketika sindiran dan hujatan mengalir deras untukku. Bagiku, hidup adalah perpindahan dari kelelahan lain menuju kelelahan yang lebih lelah. Roda kehidupan adalah perpindahan dari satu masalah ke masalah lainnya, kebahagiaan hanya sebagai pelengkap yang kadang-kadang muncul sebagai bonus dalam perjalanan.

Aku terbiasa sendiri, terbiasa melewati banyak jalan tanpa menggandeng tangan seseorang. Kesepianku merubah pribadiku. Aku merasa tak butuh siapapun. Termasuk dia, aku kuat ! Semua terasa kosong, karena tak ada seseorang tempat aku berbagi. Aku terlihat sempurna, tapi kesempurnaan itu tak pernah terlengkapi karena sudut hatiku yang begitu sepi.

Banyak orang yang datang dan pergi, mencintai kemudian menghakimi, menghianati. tapi selalu memiliki akhir yang tak ingin diingat lagi. Aku lupa rasanya tersenyum. Aku lupa rasanya menari di dalam hujan, aku lupa rasanya dipeluk seseorang, aku lupa segala bentuk kebahagiaan dan segala hal manis yang dirindukan banyak orang. Aku begitu keras dengan diriku sendiri sehingga dunia tak pernah melunak denganku.

Dunia dalam genggamanku, tapi inikah bahagia sesungguhnya ? Jika mimpi-mimpi telah menyentuh kenyataan, kenapa tak ada secercah senyum yang tergores dibibirku ? Mengapa aku masih mengeluarkan air mata ? Mengapa aku masih merasakan luka ? Banyak orang mengaku mencintaiku, Namun sebenarnya hanya ada tusukan kepalsuan dan hujaman yang dilakukan diam-diam dibelakang. Aku rebahkan lagi tubuhku, menarik selimut hingga menutupi seluruh wajahku. Masih menggigil, tak ada kehangatan.

Senin, 19 November 2012

untuk Tuhanku Allah

"jangan jadikan aku orang bodoh dimatanya, aku hanya butuh kejujuranmu bukan untukku tapi hanya untuk menjadi sekedar penyemangatku disisa waktuku dan jika tuhan mengkehendaki"

Tuhan, selamat pagi, selamat siang, selamat malam. Aku tahu kamu tak pernah sibuk. Aku tahu kamu selalu mendengar isi hatiku meskipun kamu tak sesegera memeluk tubuhku dan pukpuk bahuku. Aku tak perlu curiga, kamu mendengar doaku atau tidak. Aku percaya telingamu selalu ada untuk semua orang yang percaya kepadamu. Aku yakin, pelukanmu akan membuatku lebih nyaman dari apapun. Tuhan, aku percaya kamu akan menunjukkan sebuah kebenaran.

Sekali lagi, aku bukanlah hambamu yang kuat .
ini kutukan ataukah hukuman darimu dan beritahu aku apa kesalahanku ..

Darah Dan Pedang

Dia bagaikan malaikat saat aku merasakan sendiri walau bukan aku yang dibutuhkannya. Dia bagaikan semangatku, untukku bangun setiap tidurku walaupun hanya cacinya yang ia lontarkan untukku.
Dia segalanya untukku walau tak pernah dia bela kebenaranku ..
Dia wanta yang mencintaiku bahkan membenci kehadiranku, dia wanita yang selalu aku sebut mama ..

Dia yang selalu bertindak adil tetapi aku yang selalu salah dan mengalah, dia yang memanggilku dengan sebutan anakku yang juga dapat membunuhku dengan sebutan anak pembawa sialku.

Aku sadar dia tak mengharapkanku, bahkan ketika aku sakit dia selalu mencaci dan memaki ku.
Perhatiannya bahkan tak pernah dapat menjadi seorang sahabat, hinaannya, sumpah serapahnya bagaikan petir yang selalu menggelegar ditelingaku. Bagaimana tidak aku dapat memeluknya, aku merindukannya . mama ...

Tanpa dosa, ketika aku tertidur malam dan pagi dibangunkan oleh amarah.
itu terus berulang lagi, setiap hari. Seolah telah terbiasa dengan keinginannya untukku pergi, entah aku tak tahu kemana, pergi agar tak ada sial untuknya untuk hari-harinya . mungkin pergi kesisimu tuhan ..

kadang aku berpikir apa yang membuatnya begitu membenciku, cintanya dapat membunuhku
dengan semua larangannya, dengan semua keinginannya untuk menjadikanku lebih baik, padahal tidak menurutku ..

bahkan aku telah lelah menceritakannya kepadamu tuhan. Menceritakan bagaimana cara untuk mengembalikan guratan wajah ketika tertawaa . Aku lupa semua itu, aku lupa apa itu bahagia, aku lupa apa itu tertawaa .

Mama, aku merindukan pelukanmu . aku mencintaimu ..