Minggu, 27 Maret 2011

cerpen putus asa

Kamar itu berbentuk persegi, mungil dan sempit. Semua jendela sudah tertutup rapat sehingga cahaya tak seberkas pun kuijinkan masuk. Aku terduduk lunglai di sudut ruangan itu. Sambil menekuk kedua lutut dan memeluknya. Aku menutupi hampir sebagian wajahku dengan topi yang tersambung di jaket merahku. Aku menundukkan kepala sedalam-dalamnya. Dan pundakku bergetar hebat. Mataku basah.

Sesekali aku memukul-mukul kepalaku, berusaha membuang semua ingatanku akan kejadian sejak kemarin. Namun hal itu tidak pernah berhasil. Membuatku semakin tersiksa dan tenggelam dalam tangisanku. Hatiku selalu berdenyut sakit. Tapi aku tetap tidak bisa menghapus semua ingatan itu.

Aku meremas tanganku semakin kuat. Semakin kuat hingga memerah dan seluruh urat-urat berwarna biru kehijauan itu menampakan diri di balik kulitku yang tipis.

Namun, aku tetap tak bisa mengusirnya dari kepalaku....

Aku mengangkat kepalaku dan menatap liar ke seluruh ruangan. Lalu pandanganku jatuh pada sebuah pigura yang terletak di seberang ruangan, di atas meja belajarku. Aku langsung bangun dengan tak sabar dan bergerak ke sana seperti anjing gila. aku meraih pigura itu dan menatapnya sebentar foto yang ada di sana. Fotoku dan seorang cewek...

Dengan tangan bergetar, aku mencengkeram sisi-sisi pigura tersebut. Sangat kuat sampai-sampai rasanya aku ingin mematahkannya jadi dua. Tepat di tengah-tengah antara aku dan cewek itu. Tapi tenagaku, meski sudah menyimpan amarah, namun tetap saja tidak sanggup untuk mematahkan benda dari kayu dan kaca tersebut.

Air mataku makin mengalir deras. Lalu kulemparkan pigura itu ke arah jendela yang tertutup kain tebal berwarna hitam. Sedikit berbalik arah, pigura itu jatuh tak berdaya. Bagian kacanya hancur berkeping-keping.

Mendadak kakiku lemas. Aku terduduk lunglai tak berdaya.

Sekelebat kejadian kemarin pun kembali berputar tanpa bisa aku hindari lagi...

Hari itu, hujan turun dengan sangat deras. Dan aku sedang berada di sebuah cafe, menunggu kedatangan pacarku. Sudah setengah jam aku duduk di samping jendela, dari cuaca masih sedikit cerah sampai hujan turun dengan sadisnya, sambil memperhatikan orang-orang berlalu-lalang. Namun, pacarku itu belum kunjung datang. Aku berusaha memakluminya karena hujan tengah turun dengan derasnya. Jadi kuputuskan untuk tetap menunggunya sampai dia datang. Meskipun aku harus memesan bercangkir-cangkir cofee late kesukaanku.

Aku masih setia duduk di samping jendela, saat seorang pelayan sudah menyuguhkan pesanan cofee lateku yang ke lima. Tepat saat aku melihat dua orang sosok yang aku kenal melintas di luar jendela, tengah berlari-lari kecil berusaha menghindari hujan, yang adalah pekerjaan sia-sia tentunya.


Mataku langsung memicing. Tanganku langsung mengepal di samping celana cargoku. Hatiku langsung memanas.
Aku sangat mengenal mereka. Kedua orang itu....

Aku langsung berlari ke luar cafe dan meninggalkan cangkir cofee lateku yang kelima itu. Aku berusaha untuk mengejar mereka, menembus hujan, dalam kuasa amarah. Saat mereka berbelok di tikungan, aku ikut berbelok. Dari belakang mereka, aku bisa melihat tawa ceria mereka.

Cih....tidak ada yang tau, aku tengah memendam badai yang lebih dasyat daripada hujan deras saat ini.

Tepat di pinggir sebuah jalanan yang sepi, di depan sebuah restoran yang sudah tutup bertahun-tahun yang lalu, kedua orang itu berhenti. Aku memperlambat langkahku, sementara mengatur napas. Keringat sudah berlebur jadi satu dengan air hujan. Dan udara dingin yang menggrogotiku ini, tetap saja tidak bisa mendinginkan kepalaku.

Aku berjalan pelan-pelan mendekati mereka.

Yak, mereka sadar. Dan mereka menatapku dengan ekspresi terkejut yang luar biasa. Si cewek yang adalah sahabatku, maksudku selama ini kuanggap sahabatku, hanya bisa bersembunyi di balik pundak tinggi si cowok, yang lima menit lalu masih kuanggap sebagai pacarku.

Aku menyeringai. "halo" kataku sambil memamerkan senyuman iblis.

Si cowok seakan tak percaya dengan reaksiku, dia maju selangkah, berusaha melindungi si cewek.

"mau apa?" tanyanya sok pahlawan.

"bukannya kita ada janji di cafe?" tanyaku seakan tak terjadi apa-apa. Yah...aku mengubah topeng mukaku saat itu.

"janji? sejak kapan? bukan nya kamu tau hubungan kita udah putus sejak seminggu lalu?" kata si cowok sambil mengerutkan keningnya.

"putus? hei, setiap sabtu kita selalu ke cafe itu, dan setiap sabtu kamu selalu janji mau datang, kan?" ujarku setengah teriak.

"kamu gila. kamu lupa ingatan. kita udah putus, Tan," bentak si cowok.

Mendengar kata-kata itu, aku langsung berteriak seperti orang gila. Lalu tanpa sadar, aku sudah berlari seperti banteng ke arah si cewek dan dalam sekejap saja, si cewek sudah terkulai lemas dengan darah bersimbah.

Aku menatap tanganku. Sebuah pisau penuh darah ada di tangan kananku. Aku tertawa miris melihat si cowok mengguncang-guncangkan tubuh si cewek sambil memaki-maki ku.

Lalu aku teringat. Pisau...ah ya, pisau ini memang selalu kubawa kemana-mana dan kuselipkan di balik celana cargo ku.

Setelah itu, aku pun langsung berlari, meninggalkan mereka.
Berlari menembus hujan. Berlari pulang ke rumah. Berlari dari masalah. Dan masuk ke dalam kamar, lalu mengunci semua pintu dan menutup semua jendela. Aku membentangkan kain hitam supaya cahaya tidak ada yang bisa menerobos masuk.

Lalu aku pun terduduk di sudut ruangan.

Rabu, 02 Maret 2011

Lihatlah ..

lihatlah ..
apa yang kalian komentarkan tentang diriku ?
seperi mayat hidup atau jasad berjalan . bukankah julukan itu sama saja ?
atau kalian akan memanggilku boneka .
boneka retak ..

apakah kalian saat kini menertawakan ku ?
atas apa yang aku alami saat ini.
harus kembali terjatuh dalam kesalahan yang sama .
bukankah aku seperti orang bodoh .
ataukan aku tuli . bahkan aku telah buta .

yah, aku sangat lucu .
seperti  drama komedi diatas panggung yang semua hanya sandiwara .
senyum yang hanya dibuat buat . di pamerkan seolah olah tak pernah terjadi apa-apa .

lihatlah .
kini aku hanya bisa tertunduk . menyesali dan sulit untuk menitikkan air mata .
kenapa seperti ini ?

lihatlah . dulu aku sangat ceria .
namun tuhan mengambil semua yang sangat berarti di hidupku .

apa kalian fikir aku hanya diam ?
meratapi semua dengan penyesalan ! iya, aku sangat menyesal ..
sampai kini . bertahun tahun lamanya .

apa yang dapat aku tata dihidup yang menurutku sangat konyol ini !
menghabiskan waktu mudaku hanya untuk mengabdi di dalam permainan kalian ?
atau merantai semua kakiku sehingga aku ta bisa lagi memberontak !
mengikat lenganku menggunakan duri dan menjahit mulutku agar aku diam ?

semua ta akan menjadi seperti ini . jika kau tak mengambilnya dari sisiku, jika kau ta temukanku dan dia, jika kau tak memberikan teman semacam mereka !

Senin, 31 Januari 2011

"guardian angel"

god .
dia lebih berharga dr sebuah nyawa .

semua kesalahan yang telahku perbuat, semua itu menjadi lebih menyakitkan dr sebuah luka yang pernahku alami sebelumnya ..

"guardian angel"

cukup singkat waktu untukku mengenalnya .

tuhan,
apa yang telah kau ciptakan ditengah kehidupanku . kami sama" membutuhkan . hanya denganya aku dapat menjadi diri sendiri tanpa perlu berpura" menjadi orang lain .

tuhan,
ini lebih menakutkan dari pada yang selama ini aku pikirkan . ak kira selama in ak sanggup . kita sudah terlalu jauh dan harus terpisahkan hanya karena perbedaan .
adilkah ini ?
ak merasakan kehilangan sesuatu yg indah di dalam hidupku ..

aku kira aku sanggup menghadapi semua ini . tp ternyata ak terjatuh, sangat terjatuh ! kembalikan dia ke sisiku tuhan, kembalikan cinta dan semua yg ada pada dirinya yang dulu aku miliki ..
ta perduli apa kata mereka, ta perduli apa hukuman dr mereka saat ku memaksakan diri untuk terus bersamanya .
hatiku memilihnya untuk menggantikan dia yg telah kau renggut nyawanya di depan mataku .

ak butuhkanya, karena hanya dia yang dapat memeluk tubuh ringkihku saat aku berteriak seperti anjing gila !

mengapa ta kau ijinkan pernikahan in km jalani hanya karna perbedaan
mengapa kau tumbuhkan perasaan ini di antara kami jika harus kau pisahkan dengan cara seperti ..

berikanlah jalan yg terbaik untukku dan dia .

amien

Sabtu, 08 Januari 2011

S I K A P

Semakin lama saya hidup, semakin saya sadar
Akan pengaruh sikap dalam kehidupan

Sikap lebih penting daripada ilmu,
daripada uang, daripada kesempatan,
daripada kegagalan, daripada keberhasilan,
daripada apapun yang mungkin dikatakan
atau dilakukan seseorang.

Sikap lebih penting
daripada penampilan, karunia, atau keahlian.
Hal yang paling menakjubkan adalah
Kita memiliki pilihan untuk menghasilkan
sikap yang kita miliki pada hari itu.

Kita tidak dapat mengubah masa lalu
Kita tidak dapat mengubah tingkah laku orang
Kita tidak dapat mengubah apa yang pasti terjadi

Satu hal yang dapat kita ubah
adalah satu hal yang dapat kita kontrol,
dan itu adalah sikap kita.

Saya semakin yakin bahwa hidup adalah
10 persen dari apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita,
dan 90 persen adalah bagaimana sikap kita menghadapinya.

TUHAN, APA YANG DAPAT KAU JELASKAN !!

TUHAN, apa yang dapat aku katakan tentang keadaan ini ?
KEBODOHAN ? KESIA SIAAN ? KEMALANGAN ?
TUHAN, haruskah kau hadirkan pertengkaran siapa salah, siapa benar ?
siapa mesti DIHUKUM dan siapa DISELAMATKAN ?
TUHAN, benarkah kestiaan dan kesabaran hati seseorang adalah suatu KEBODOHAN ?
TUHAN, benarkah pengorbanan cinta seseorang itu hanya sebuah KESIA SIAAN belaka ?
TUHAN, adakah kisah KEMATIAN seseorang karena cinta hanya sebuah KEMALANGAN ?
TUHAN, adilkah ini !!
siapa yang mesti disalahkan jika satu hati itu adalah hatinya.
TUHAN, adilkah sebuah PERBEDAAN yang MENYEBABKAN memaksa hadirkan tawa dalam isak tangis dalam hatinya.
TUHAN, adakah ketulusan kasih sayang seseorang menjadi penghalang.
TUHAN, adakah kejujuran seseorang adalah sebuah KESALAHAN !
pantaskah hati yang bimbang merasakan PERIHNYA ?
benarkah penyesalan atas perbuatanya menjadi KEKOTORAN seseorang !
TUHAN, dapatkah kau selamatkan dan bangunkan seseorang dari KERAPUHANYA.
TUHAN, haruskah seseorang HANCUR dalam posisi tersulitnya !!
TUHAN, apa yang dapat kau JELASKAN tentang semua ini !!
alah suatu KEBODOHAN ?